Makalah Inflasi

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

“INFLASI”

logo_gunadarma-300x298

Nama : Ahmad Muchtar Roby

NPM : 20213441

Kelas : 4EB28

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inflasi merupakan masalah ekonomi yang sangat menyedot perhatian para pengamat ekonomi. Seperti sebuah penyakit, inflasi timbul karena berbagai alasan. Sebagian inflasi timbul dari sisi permintaan dan sebagian lagi timbul dari sisi penawaran. Secara teoritis pengertian inflasi merujuk kepada  perubahan tingkat harga(barang dan jasa) umum yang terjadi secara terus menerus akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan penawaran agregat.

Untuk itu inflasi harus dapat segera diatasi, karena inflasi yang buruk akan mengurangi investasi diikuti dengan berkurangnya kegiatan ekonomi dan bertambahnya pengangguran sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah Inflasi ini adalah:

  1. Apa Pengertian Inflasi?
  2. Apa Macam-macam Inflasi?
  3. Apa Teori-teori Inflasi?
  4. Apa pengaruh Inflasi?
  5. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah Inflasi ini adalah:

  1. Mengetahui Pengertian Inflasi.
  2. Mengetahui Macam-macam Inflasi.
  3. Mengetahui Teori-teori Inflasi.
  4. Mengetahui Pengaruh Inflasi.
  5. Mengetahui Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inflasi

Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Umum berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tapi kenaikan harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, terlebih lagi kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus menerus berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya kenaikan harga barang menjelang hari raya. Kenaikan harga pada kondisi tertentu tidak menjadi permasalahan kerena harga akan kembali normal.

Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat.  Untuk mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya, sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian yang membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai contoh, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10% per tahun, maka setiap pengusaha  dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula  dengan kelompok masyarakat yang berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami penurunan.

Ciri Ciri Negara Yang Mengalami Inflasi :

  1. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
  2. Jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan.
  3. Jalan barang relatif sedikit.
  4. Nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral di negara mana pun.

2.2 Macam-Macam Inflasi

Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian inflasi adalah sebagai berikut:

  1. Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan
  • Inflasi ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
  • Inflasi sedang, yaitu inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
  • Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
  • Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100% per tahun.

2. Inflasi Berdasarkan Benyebab

  • Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation),

Yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar daripada penawaran.

  • Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),

Yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik.

  • Inflasi lain-lain

Yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi karena lambatnya produksi barang tertentu.

3. Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya

  • Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)

Yaitu inflasi yang hanya disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain, adanya pencetakan uang baru untuk menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya permintaan masyarakat dan karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri (seperti naiknya upah buruh).

  • Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)

Yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki hubungan dagang dengannya. Contohnya, jika negara kita mengimpor faktor-faktor produksi (berupa bahan baku dan mesin) serta mengimpor barang-barang jadi (seperti motor, mesin cuci, dan kipas angin) dari Jepang, maka jika di Jepang harga faktor-faktor produksi dan barang jadi tersebut naik (inflasi), otomatis negara kita juga akan mengalami inflasi. Sebab barang-barang yang kita buat dengan faktorfaktor produksi dari Jepang tentu akan dijual lebih mahal, dan barangbarang jadi dari Jepang pun dijual lebih mahal.

2.3 Teori-Teori Inflasi

Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah sebagai berikut:

  1. Teori Kuantitas

Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan  psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:

  • Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (uang kartal dan uang giral).
  • Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.

 

  1. Teori keynes

Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan  atas teori makronya, teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Pross infasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rizeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflatiory gap). Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.

  1. Teori Strukturalis

Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut teori inflasi jangka panjang karena teori ini mencari factor-faktor jangka panjang manakah yang bisa mengakibatkan inflasi?  Menurut teori ini, ada 2 ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi.

  1. Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena :
  • Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus dibayar.
  • Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsive terhadap kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak elastis).

2.  Ketegaran yang kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri.

Proses Inflasi yang timbul karena dua ketegaran tersebut dalam praktek jelas tidak berdiri sendiri. Umumnya kedua proses tersebut saling berkaitan dan sering kali memperkuat satu sama lain.

2.4 Pengaruh Inflasi

  1. Pengaruh Terhadap Perekonomian
  • Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif

Pada masa inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif

  • Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.

Untuk menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan meraka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor produktif.

  • Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.

Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan  dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

  • Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.

Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat, tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bartambah lambat. Hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang. Dan kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran.

  1. Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
  • Memperburuk Distribusi Pendapatan

Dalam masalah inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih menguntungkan masyarakat yang berpendapatan tinggi karena bisa menginvestasikan uangnya untuk harta tetap tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.

  • Pendapatan Riil Merosot.

Sebagian tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian inflasi  cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot

  • Nilai riil tabungan merosot.

Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposit dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan karena  kemerosotan nilai riilnya.

2.5 Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi

  1. Kebijakan Moneter

Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Kebijakan Moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:

  1. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi.
  2. Politik Pasar Terbuka  (open market policy) dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat.
  3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
  4. Pengawasan kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk memberikan kredit  secara selektif untuk membatasi uang yang beredar dimasyarakat.

 

  1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:

  1. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
  2. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

 

BAB III

KESIMPULAN

Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan.

Inflasi yang terjadi digolongkan bermacam-macam berdasarkan penyebabnya: Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi (Inflasi ringan, Inflasi sedang, Inflasi berat, Hiperinflasi), Berdasarkan penyebab awal inflasi (Demand Pull Inflation, Cost Push Inflation), Berdasarkan asal inflasi (Domestic Inflation, Imported Inflation).

Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utama inflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah dari ketidakelastisan struktur ekonomi.

Pengaruh Inflasi terhadap perekonomian adalah Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif, Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi, Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran. Pengaruh Inflasi Terhadap Individu dan Masyarakat adalah Memperburuk Distribusi Pendapatan, Pendapatan Riil Merosot, Nilai riil tabungan merosot

Upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi inflasi menggunakan kebijakan moneter (Politik Diskonto, Politik Pasar terbuka, Politik Persediaan Kas, Pengawasan kredit secara selektif) dan Kebijakan Fiskal (Pengaturan Pengeluaran Pemerintah, Menaikkan Pajak)

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi no.2 EKONOMI MAKRO. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta. 2001. hlm. 161

http://adenovittpunya.blogspot.com/2013/05/makalah-inflasi.html

http://www.pengertianpakar.com/2015/09/pengertian-inflasi-ciri-jenis-penyebab.html#

http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/macam-macam-inflasi.html.

http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/kebijakan-untuk-mengatasi-inflasi.html.

Sadono Sukirno. Pengantar Teori Ekonomi MakroEdisi Kedua. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2002. hlm. 308

Suparmono. Pengantar Ekonomika Makro. Unit Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN. Yogyakarta. 2004. hlm. 128

Standar Audit & Akuntansi Global

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL

logo_gunadarma-300x298

Nama : Ahmad Muchtar Roby

NPM : 20213441

Kelas : 4EB28

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

       Internasional Financial Reporting Standards atau IFRS saat ini selalu menjadi pembahasan akuntansi dalam setiap forum akuntansi baik domestik, regional, maupun internasional. Pelaporan keuangan berbasis IFRS telah menjadi sorotan setiap negara, terutama untuk negara-negara maju dan berkembang. Perlahan-lahan negara-negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia melakukan konvergensi IFRS yang dinilai memiliki manfaat dalam peningkatan arus investasi global. Hal tersebut memungkinkan adanya kemudahan akses perusahaan domestik melakukan ekspansi secara internasional tanpa kesulitan atas penyesuaian laporan keuangan perusahaan tersebut nantinya di negara lain.

Konvergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB (International Accounting Standard Board), penentu standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan pelaporan. Meskipun terdapat istilah penghapusan dalam makna konvergensi, namun konvergensi bisa mencakup pembuatan standar baru yang belum tercantum dalam standar yang sudah ada.

Konvergensi Akuntansi mencakup konvergensi (1) standar akuntansi (yang membahas ukuran dan penyajian), (2) penyajian terkait penawaran surat berharga dan daftar bursa efek yang dibuat oleh perusahaan go public, dan (3) standar audit).

Pada akhirnya konvergensi IFRS akan menghasilkan keseragaman dalam pelaporan keuangan di dunia internasional. Hal ini akan mempermudah pihak yang berwenang aktif dalam ruang lingkup pelaporan keuangan, baik pembuat standar, perusahaan, regulator, maupun auditor dalam memahami penerapan IFRS di berbagai negara sehingga sejalan dengan tuntutan pelaporan keuangan di era arus globalisasi yang kian berkembang pesat.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL

  1. Manfaat Konvergensi Internasional

            Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.

PricewaterhouseCoopers melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:

  • Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
  • Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
  • Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
  • Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
  • Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

 

  1. Kritik terhadap Standar Internasional

Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik.       Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.

Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.

  1. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama

          Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.

Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

  1. Evaluasi

          Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.

B.  BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

            Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:

  • Tahun 1973 à Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
  • Tahun 1976 à Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
  • Tahhun 1977 à Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
  • Tahun 1977 à Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
  • Tahun 1984 à London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
  • Tahun 1989 à IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
  • Tahun 1996 à Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
  • Tahun 2001 à Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
  • Tahun 2002 à IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
  • Tahun 2003 à European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
  • Tahun 2004 à Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
  • Tahun 2005 à Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
  • 2006 à IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
  • Tahub 2007 à SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.

 

C.  IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI

  1. International Accounting Standards Board (IASB)

Tujuan dari IASB adalah :

  1. Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
  2. Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
  3. Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi.
  4. Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

 

  1. Commision of European Union (EU)

          Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.

Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:

  • Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
  • Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
  • Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar
  1. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)

Tujuan dari IOSCO adalah:

  • Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
  • Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
  • Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
  • Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.
  1. International Federation of Accountants (IFAC)

Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.

  1. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International   Standards of Accounting and Reporting (ISAR)

ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.

  1. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)

OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja.

OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Konvergensi internasional saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di dunia internasional. Harmonisasi standar akuntansi setiap negara melalui IFRS menghasilkan kesalarasan pemahaman laporan keuangan dengan skala internasional. Banyak manfaat dan keuntungan dari penerapan IFRS di suatu negara, meskipun ada hambatan-hambatan dalam masa transasisi adopsi IFRS. IFRS tidak hanya menjadi standar akuntansi acuan di dunia internasional, namun menjadi pedoman dalam menyusun standar audit yang nantinya dapat berskala internasional pula.

 

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek.  Akuntansi Internasional Jilid 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat

http://septiannino.blogspot.co.id/2015/04/makalah-akuntansi-internasional-standar.html

Makalah Translasi Mata Uang Asing

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

TRANSLASI MATA UANG ASING

logo_gunadarma-300x298

Nama : Ahmad Muchtar Roby

NPM : 20213441

Kelas : 4EB28

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

        Translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi

        Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.

        Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.

        Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

        Sehubungan dengan hal diatas, maka pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Translasi Mata Uang Asing”

1.2   Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
  2. Bagaimana metode dalam translasi mata uang asing ?
  3. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
  4. Bagaimana translasi mata uang asing di negara-negara lain ?

1.3    Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui pengertian translasi mata uang asing.
  2. Untuk mengetahui metodologi dalam translasi mata uang asing.
  3. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing.
  4. Untuk mengetahui translasi mata uang asing di Negara-negara lain.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Translasi Mata Uang

        Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:

  1. mencatat transaksi mata uang asing;
  2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
  3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.

  1. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
  2. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.  Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
  3. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik yaitu:

  1. Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
  2. Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
  3. Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

Dalam translasi mata uang asing terdapat beberapa istilah yaitu:

  1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
  2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
  3. Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
  4. Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
  5. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
  6. Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
  7. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
  8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
  9. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

2.2 Metode Translasi Mata Uang Asing

        Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yaitu dengan metode kurs tunggal dan metode kurs berganda.

  1. Metode Kurs Tunggal (Single Rate)

        Metode ini sudah lama popular di Eropa, menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.

  1. Metode Kurs Berganda (Multiple Rate)

       Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.

      –          Metode Kini-Nonkini

        Berdasarkan Metode Kini-Non Kini, aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh.

        Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar.

      –       Metode Moneter-Nonmoneter

        Metode Moneter-Non Moneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-non kini.

      –      Metode Temporal

        Dengan menggunakan metode temporal, tranlasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian sesungguhnya.

        Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh temponya.

        Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik.

2.3 Perkembangan Akuntansi Translasi pada Translasi Mata Uang Asing

        Praktik akuntansi translasi telah berkembang dari waktu ke waktu
sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan
perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut
pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang,
berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika
Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.

  • Sebelum 1965
    Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui
    dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini.
    Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba.
    Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode
    Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam
    penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi
    pada masa mendatang.
  • 1965 – 1975
    Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
  • 1975 – 1981
    FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubaahan
    kurs nilai tukar.

    Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa
    pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain
    mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan
    yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak
    sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap
    laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah
    perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.multinasional.Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.

  • 1981 – hingga kini

    FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standars No.52 pada tahun 1981.

2.4 Translasi Mata Uang Asing di Negara lain

  • Kanada

        Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.

  • Inggris

        Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di Negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama – tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

  • Australia

       Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.

  • Selandia Baru

        Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.

  • Jepang

       Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

       Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

        Translasi mata uang asing penting adanya apalagi untuk perusahaan besar karena untuk mempermudah investor asing menanamkan modalnya namun banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing nilai relatif kadang mengalami perubahan, yang bisa dipengaruhi oleh inflasi. Translasi mata uang asing akan terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti Indonesia, Jepang, Inggris dan lainnya secara teori yang merupakan transaksi yang kompleks.

        Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.

        Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

http://akil-laziale.blogspot.co.id/2011/03/translasi-mata-uang-asing.html

http://dfebrizka.blogspot.co.id/2014/05/dua-metode-translasi-mata-uang-asing.html

http://edithmarhaeni.blogspot.co.id/2011/03/perkembangan-akuntansi-translasi-pada.html

http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html

 

 

Makalah Pelaporan dan Pengungkapan

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

logo_gunadarma-300x298

Nama : Ahmad Muchtar Roby

NPM : 20213441

Kelas : 4EB28

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

     Dalam era globalisasi saat ini, nasib suatu negara semakin ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini, keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah berkembang dalam tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global.

     Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi.

     Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.

     Kesejahteraan masayarakat bisa dipengaruhi oleh pembayaran pajak secara arbiter (sewenang-wenang) antar negara, ataupun serentetan manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, sehingga “Pemegang saham non – keuangan, seperti serikat pekerja, pemerintah, dan masyarakat umum memerlukan transparansi (pengungkapan) Koorporasi, baik keuangan maupun non-keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah pelaporan dan pengungkapan ini adalah:

  1. Bagaimana perkembangan pengungkapan?
  2. Apa tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar equitas?
  3. Bagaimana praktik pelaporan dan pengungkapan?
  4. Bagaimana pengungkapan tata kelola perusahaan?
  5. Bagaimana pengungkapan pelaporan di negara-negara berkembang?
  6. Bagaimana implikasinya bagi para pengguna laporan keuangan dan manajer?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah pelaporan dan pengungkapan ini adalah:

  1. Mengetahui materi mengenai perkembangan pengungkapan.
  2. Mengetahui tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar equitas.
  3. Mengetahui praktik pelaporan dan pengungkapan.
  4. Mengetahui pengungkapan tata kelola perusahaan.
  5. Mengetahui pengungkapan pelaporan di negara-negara berkembang.
  6. Mengetahui implikasi pengungkapan dan pelaporan bagi pengguna laporan keuangan dan manajer.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Pengungkapan

     Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.

     Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.

     Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.

2.1.1 Penungkapan Sukarela

     Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.

     Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.

2.1.2 Ketentuan Pengungkapan  Wajib

     Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”

     Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.

2.2 Tujuan Pengungkapan Akuntansi Dalam Pasar Ekuitas

      Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif.

     Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.

     Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:

  1. Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
  2. Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistic
  3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
  4. Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
  5. Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebt.
  6. Jadi, pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.

2.3 Praktik Pelaporan dan Pengungkapan

     Pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:

  1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan

Informasi yang melihat masa depan yang mencakup:

  • Ramalan pendapatan,laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keunagan lainnya.
  • Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiscal, dan proyeksi jumlah.
  • Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.

     Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.

  1. Pengungkapan segmen

     Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.

  1. Laporan arus kas dan arus dana

     IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas. Adopsi ketentuan laporan arus kas baru-baru ini di Negara-negara seperti jepang dan cina mencerminkan semakin pentingnya perhatian oleh para analis dan para pengguna laporan keuanganterhadap imformasi arus kas.

  1. Pengungkapan tanggung jawab sosial

     Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.

     Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.

  1. Pengungkapan khusus

     Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan. Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :

  1. “Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestic
  2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
  3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

     Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.

2.4 Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan

     Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis. Amerika serikat, Inggris, dan Australia merupakan contoh dari sejumlah Negara yang mengharuskan perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya untuk membuat pengungkapan tata kelola perusahaan secara khusus dalam laporan tahunannya.

2.5 Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan di Negara- Negara Berkembang

     Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.

     Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.

     Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat -waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.

2.6 Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan dan Para Manajer

Pengguna laporan keuangan mengharapkan tingkat pengungkapan dan praktik pelaporan keuangan yang luas sehingga manajer harus dan sukarela mengungkapkan laporan keuangan. Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.

BAB III

KESIMPULAN

       Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya dapat mempengaruhi standar dan praktik pengungkapan. Adapun konsep-konsep dalam pengungkapan yaitu pengungkapan cukup, pengungkapan wajar dan pengungkapan penuh. Manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Ada beberapa yang termasuk dalam pendekatan Pengungkapan seperti translasi, informasi khusus, restatement dan laporan primer-sekunder. Praktik pelaporan dan pengungkapan dipusatkan pada pengungkapan Informasi yang melihat masa depan, pengungkapan segmen, laporan arus kas dan arus dana, pengungkapan tanggung jawab sosial serta pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2012.International Accounting Edisi 6 Buku 1.Jakarta:Salemba Empat

Harry I. Wolk, Jere R. Francis, Tearney, 1992, Accounting theory, 3rd edition, south western publishing co.

https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-dan-pengungkapan-akuntansi-internasional/

http://kageed.blogspot.co.id/2016/04/laporan-dan-pengungkapan-akuntansi.html

MAKALAH AKUNTANSI KOMPARATIF

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI KOMPARATIF JEPANG DAN INGGRIS

logo_gunadarma-300x298

Di susun oleh :

Ahmad Muchtar Roby

20213441

4EB28

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

KARAWACI

2017

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

     Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Di beberapa negara, standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri dan bukan untuk laporan konsolidasi.Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok sektor swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi dan proses akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang sama. meskipun standar akuntansi sudah ada di masing-masing negara, namun sering sekali hubungan antara standar akuntansi dan praktik akuntansi tidak selalu sejalan searah seperti di kebanyakan negara. Hukuman atas ketidakpatuhan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif, secara sukarela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.

1.2. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana penerapan Sistem akuntansi keuangan (SAK) di negara Jepang dan Inggris?
  2. Apa perbedaan sistem akuntansi keuangan (SAK) di negara Jepang dan Inggris?

1.3. Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) di negara Jepang dan Inggris.
  2. Untuk mengetahui apa perbedaan sistem akuntansi keuangan (SAK) di negara Jepang dan Inggris.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Standar Akuntansi

     Standar akuntansi merupakan suatu aturan yang di dalamnya terdapat sebuah hukum dasar yang mengatur tentang penyusunan laporan keuangan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan Standar Akuntansi sebagai berikut:

“Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah”.

     Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar, namun dalam praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang menjelaskan hal tersebut, antara lain:

  1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
  2. Secara sukarela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
  3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
  4. Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

     Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam propesi dan semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku sebagai berikut:

  1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten, terpercaya dan dapat diperbandingkan.
  2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati – hati, independen, dan dapat mengabdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.
  3. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi dan tujuan-tujuan makro lainnya.
  4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan melakukan penelitian.

Profesi auditing cenderung dapat mengatur sendiri di negara-negara yang menganut penyajian wajar (khusus yang dipengaruhi Inggris) dan auditor lebih dapat melakukan pertimbangan apabila tujuan audit adalah untuk melakukan atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Sedangkan di negara dengan hukum kode, profesi akuntansi cenderung diatur oleh negara karena tujuan utama audit adalah memastikan bahwa catatan dan laporan keuangan perusahaan sesuai dengan ketentuan hukum.

2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi

2.2.1 Jepang

    Akuntansi dan Pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional, untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang. Perusahaan – perusahaan Jepang saling memiliki akuitas saham satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu. Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.

2.2.2 Inggris

     Sistem pembukuan di Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon. Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Di Eropa Barat, tepatnya Inggris telah menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien.

2.3 Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan

2.3.1 Jepang

     Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation (FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13 anggota, tiga di antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk mendukung aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan anggotanya. Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari pemerintah. Sebagai organisasi sektor swasta yang independen, ABJ lebih kuat dan transparan bila dibandingkan dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir politisi dan saham khusus. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan IFRS serta pada tahun 2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang. BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh kare itu, triangulasi standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang.

2.3.2 Inggris

     Akuntansi di Inggris berkembang sebagai cabang ilmu yang independen dan secara pragmatis menyikapi kebutuhan dan praktik usaha. Seiring berjalannya waktu, legislasi perusahaan yang berurutan menambah struktur dan ketentuan lain, tetapi masih memungkinkan akuntan memiliki fleksibilitas yang cukup dalam penerapan pertimbangan yang profesional.

2.4 Perkembangan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan

2.4.1 Jepang

     Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan. Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan paling memiliki pengaruh besar.

     Perusahaan milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam undang undang pasar modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.

Pelaporan Keuangan

     Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal-hal berikut :

  1. Neraca
  2. Laporan Laba rugi
  3. Laporan Usaha
  4. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba ditahan
  5. Skedul Pendukung

     Perusahaan yang mencatatkan sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan Hukum komersial ditambah dengan laporan arus kas.

Pengukuran Akuntansi

     Hukum komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.

     Meskipun metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan usaha umumnya digunakan. Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.

2.4.2 Inggris

     Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas, dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini. Undang-undang tahun 1981 juga menetapkan lima prinsip dasar akuntansi, yaitu:

  1. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual.
  2. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva dan kewajiban dinilai secara terpisah.
  3. Prinsip koservatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi laba dan seluruh kewajiban dan kerugian yang diketahui.
  4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan.
  5. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi.

Berikut enam badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan Komite Konsultasi Badan Akuntansi yang berdiri pada tahun 1970:

  1. Institut Akuntan Berizin Resmi di Inggris dan Wales (The Institute of Chartered Accountants in England and Wales–ICAEW)
  2. Institut Akuntan Berizin Resmi di Irlandia (The Institute of Chartered Accountants in Ireland–ICAI)
  3. Institut Akuntan Berizin Resmi di Skotlandia (The Institute of Chartered Accountants in Scotland-ICAS)
  4. Asosiasi Akuntan Berizin Resmi dan Berserikat (The Association of Chartered Certified Accountants–ACCA)
  5. Institut Akuntan Manajemen Berizin Resmi (The Chartered Institute of Management Accountants–CIMA)
  6. Institut Keuangan dan Akuntansi Publik Berizin Resmi (The Chartered Institute of Finance and Accountancy–CIPFA)

            Penetapan standar di Inggris berkembang dari rekomendasi atas prinsip akuntansi hingga komite pembentukan Komite Pengarah Standar akuntansi (Accounting Standards Steering Committee) pada tahun 1970, yang kemudian dinamakan sebagai Komite Standar Akuntansi (Accounting Standards Committee—ASC). ASC mengeluarkan Pernyataan Praktik Akuntansi Standar (Statements on Standards Accounting Practice–SSAP). SSAP dikeluarkan dan dikukuhkan oleh enam badan akuntansi tersebut di atas, dimana salah satunya secara efektif dapat melakukan veto terhadap standar yang ada.

Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup:

  1. Laporan Direksi
  2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
  3. Laporan Arus Kas
  4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang Diakui
  5. Laporan Kebijakan Akuntansi
  6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
  7. Laporan Auditor

Pengukuran Akuntansi

     Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan. Pada tahun 2003, Departemen Perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP.

     Laporan direktur menyebutkan aktivitas pokok bisnis, tinjauan operasi dan perkembangan yang akan terjadi, kejadian penting pasca penyusunan neraca, dividen yang dianjurkan, nama-nama direktur pemegang sahamnya, dan kontribusi politik serta sumbangan amal. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar harus menyertakan laporan mengenai penguasaan bersama dengan pengungkapan mengenai gaji direktur, komite audit dan kendali internal, dan sebuah pernyataan bahwa perusahaan berjalan dengan baik.

     Laporan keuangan harus memberikan pandangan yang adil dan benar mengenai keadaan dan keuntungan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, informasi tambahan mungkin diperlukan, dan dalam keadaan tertentu persyaratannya bisa dikesampingkan. Yang terakhir dikenal juga dengan “Pengesampingan yang adil dan benar”. Laporan keuangan grup hanya diwajibkan untuk neraca perusahaan induk. Kendali “perusahaan” cabang terjadi ketika perusahaan induk. Keistimewaan lain laporan keuangan inggris adalah bahwa perusahaan- perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan. Companies Act yang menentukan kriteria ukuran perusahaan.

 

2.5 Pilar Standar Akuntansi

2.5.1 Jepang

     Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan perusahaan.

2.5.2 Inggris

     Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan.

2.6 Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Menuju Standar Akuntansi Internasional

     Laporan Keuangan Gabungan diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya,  jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

     IFRS dalam Negara Uni Eropa laporan keuanganya cenderung menghadap ke arah kewajaran penyajian, setidaknya bagi laporan keuangan gabungan. Kecenderungan ini sangat benar dalam Uni Eropa. Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dimulai pada tahun 2005. Negara-negara anggota dibebaskan untuk memperluas persyaratanya bagi semua perusahaan, bukan hanya perusahaan yang terdaftar, termasuk laporan keuangan pribadi. Penggabungan laporan keuangan bias diharapkan dimana IFRS diperlukan, tapi perbedaanya ada ketika tidak ada penggabungan. Banyak perusahaan memilih untuk mengikuti persyaratan setempat di perusahaan-perusahaan dimana IFRS digunakan. Sebagai contoh, perusahaan tersebut bisa saja  menganggap IFRS tidak sesuai atau terlalu rumit untuk kebutuhan mereka.

 

Alasan perlunya standar akuntansi internasional:

  • Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dipasar modal internasional
  • Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
  • Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
  • Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

 

 

BAB III

KESIMPULAN

      Standar akuntansi tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara. Salah satu harmonisasi standar akuntansi, yaitu dengan membuat perbedaan-perbedaan antar standar akuntansi di berbagai negara menjadi semakin kecil, sehingga standar akuntansi antarnegara tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

    Standar Akuntansi Keuangan yang lengkap dan komprehensif merupakan dambaan semua pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, standar akuntansi keuangan ini dari waktu ke waktu akan terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan praktik binis dan profesi akuntansi.

Daftar Pustaka:

Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek, 2010, International Accounting, edisi keenam, Salemba Empat, Jakarta.

https://agrma.wordpress.com/2014/04/18/akuntansi-internasional-standar-akuntansi-negara-jepang-dan-8-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-akuntansi-internasional/

http://mirage-anime.blogspot.co.id/2014/04/akuntansi-komparatif-akuntansi.html

https://www.academia.edu/26068643/MAKALAH_AKUNTANSI_KOMPARATIF_BELANDA_DAN_INGGRIS

Perkembangan Akuntansi Internasional

     Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya yang berjudul “Summa de Arithmatica Geomaria, Proportioni et Proportionalita” di Venice, Italia. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

     Pendapat mayoritas ilmuwan menyebutkan bahwa sistem pencatatan sederhana telah ada kurang lebih tahun 3000 SM. Pada waktu tersebut sudah terbentuk peradaban tua yaitu peradapan Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang dikenal sebagai pembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan pembuat catatan tertua. Terdapat juga peradapan Mesir yang terkenal dengan sistem perputaran mesin keuangan dan departemen. Peradaban lain yaitu Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dalam dinasti Chao (1122 – 256 SM). Kemudian peradapan Yunani dengan manajer estat Appoloniusnya yang bernama Zenon yang memperkenalkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada tahun 256 SM. Peradaban Roma juga turut andil dalam pengembangan sistem pembukuan yang ditunjukkan dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan dan hak warga negara tergantung pada tingkat kekayaan.

     Tidak mungkin dilupakan adalah peran dari bangsa Arab atas sumbangan yang sangat berharga, yaitu sistem numerik yang jauh lebih sederhana dari pada sistem numerik romawi. Tak bisa terbayangkan apabila sistem akuntansi yang telah mencapai transaksi trilyunan masih menggunakan sistem angka romawi. Apabila ditelusuri lagi, sistem penemuan akuntansi (double entry) pertama adalah para pedagang. Para pedagang inilah yang dengan cepat menyebarkan sistem akuntansi. Tak ada yang bisa menyangkal sebuah kebenaran bahwa bangsa Arab adalah bangsa pedagang ulung dan nabi Muhammad sendiri sejak masih remaja ikut melakukan perjalanan perniagaan.

     Peradaban Mesir juga merupakan pemegang kendali perdagangan dunia pada masanya. Sebuah peradaban dengan perdagangn yang diterima dunia tidak mungkin tidak mempunyai sistem perakuntasian yang memadai.

     Kehadiran pembukuan pada berbagai peradapan tersebut di atas masing-masing telah memenuhi prasyarat tujuh prakondisi yang dikemukakan oleh C. Littleton. Tujuh prasyarat tersebut adalah: Seni menulis, Aritmatika, Kekayaan individu, Uang sebagai perantara dalam perekonomian, Transaksi kredit, Perniagaan dan Modal.

     Sebenarnya buku pertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari Genoa. Pembukuan berpasangan ini mendahului Pacioli kurang lebih 200 tahun. Bahkan Raymond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Italia yaitu pada pencapaian pedagang-pedagang Italia kira-kira antara 1250-1400 dengan pembukuan berpasangan. Di Itali juga disebutkan bahwa penggunaan akuntansi sebagai pengendalian manajemen sejak 1400. Perkembangan akuntansi saat itu juga telah mengenalkan cost, accrual dan deferred. Bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasangan yang belum sempurna telah ada dalam peradaban Inca kuno dalam tahun 1577. Adanya fakta-fakta tersebut mengukuhkan bahwa peradapan-peradaban kuno telah mengawali pembukuan jauh sebelum buku  Luca Pacioli terbit.

     Luca Pacioli saat ini dianggap sebagai bapak Akuntansi. Pada tahun 1949 Pacioli menerbitkan buku yang berjudul ”Summa de Arithmatica, Geometrica, proportioni at Proportionalita” di Venice, Italia. Buku tersebut memuat 36 bab yang diantaranya terdapat dua bab dengan judul De Computis et Scripturis yang menyebutkan double entry bookkeeping system.

     Pacioli bukanlah orang yang menemukan pembukuan berpasangan, tetapi menuliskan dan menggambarkan praktik yang sudah ada. Dia menyebutkan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberikan informasi yang tepat waktu kepada pedagang tentang harta dan kewajibannya. Dia mengatakan, “Semua pencatatan harus dilakukan secara secara berpasangan, yaitu bahwa, jika Anda membuat seseorang sebagai kreditor, Anda juga harus membuat orang lain sebagai debitor”. Sebuah transaksi tidak hanya berpengaruh pada suatu rekening tetapi juga akan berpengaruh terhadap rekening yang lain. Tiga buku yang digunakan yaitu: memorandum, jurnal dan buku besar. Pacioli juga menyarankan untuk membuat catatan diskriptif yang tidak hanya menyebutkan nama pembeli dan penjual, ukuran, berat dan harga barang tetapi juga menyebutkan syarat pembayaran secara kas atau tangguh (kredit). Disebutkan juga mata uang serta nilai konversinya. Di saat yang sama dikarenakan waktu kongsi pendek, Pacioli juga menuliskan penghitungan profit yang periodik dan penutupan buku. Berikut nasihat yang diberikan: ”Adalah baik untuk menutup buku setiap tahun, khususnya jika Anda dalam kerjasama dengan orang lain. Akuntansi membuat persahabatan berlangsung lama”.

     Secara umum buku Pacioli tersebut adalah sumbangan besar bagi sejarah dan perkembangan akuntansi. Walaupun beberapa literatur menyebutkan bahwa sebenarnya Pacioli bukanlah orang pertama yang menulis tentang akuntansi dan pembukuan berpasangannya. Pacioli sendiri mengakui bahwa metode pencatatan pembukuan telah digunakan ratusan tahun sebelumnya.

     Prof. Dr. Omar Abdulllah Zaid menyebutkan bahwa sebelum munculnya buku Pacioli ada sebuah manuskrip yang ditulis pada tahun 765 H/1363 M yang menyebutkan dan menegaskan penggunaaan akuntansi dan pengembangannnya di negara muslim. Manuskrip ini ditulis oleh penulis muslim, Abdullahh bin Muhammad bin Kayak Al Mazindarani yang diberi judul ”Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”. Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sulaiman Al Qanuni di Istambul Turki. Di bagian manuskrip dengan nomor 2756 memuat akuntansi di negara Islam.

     Tulisan-tulisan tentang pembukuan berpasangan tidak terlepas dari perkembangan ilmu aritmatika dan penemuan angka nol. Aritmatika yang mengembangkan persamaan Aljabar/Algebra yang merupakan hasil ijtihad Aljabr, pemikir muslim pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Demikian juga penemuan angka nol juga oleh cendekiawan muslim, Al khawarizmi yang dikenal Algoritma. Buku Pacioli sendiri sebenarnya bukanlah buku yang secara khusus membahas pembukuan berpasangan, namun lebih kepada pembahasan Aritmatika dan ilmu matematika yang lain. Padahal jauh sebelumnya penulisan yang dilakukan oleh Pacioli, Al Jabr dan Al Khawarizmi telah mendahului dengan penemuan-penemuan yang kontribusinya sampai saat ini masih digunakan secara luas.

     Pada dinasti Abbasiyah sekitar abad ke-9 peradaban Islam telah memegang kendali peradaban dunia, baik dari segi perdagangan maupun ilmu pengetahuan. Jika ada klaim bahwa pembukuan berpasangan pertama adalah di Itali, perlu adanya keraguan karena pada masa sebelumnya diterbitkan buku Pacioli, perdagangan barat tidaklah menonjol bahkan sebelumnya dunia barat mengalami Dark Ages.

     Saat ini dengan berkembangnya bisnis internasional mengakibatkan munculnya faktor baru dalam perancangan laporan akuntansi yakni faktor dunia internasional. Faktor ini membuat laporan keuangan yang dibuat dapat lebih dipahami oleh semua orang.

     Ada 8 (delapan) factor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional.

  1. Sistem pendanaan

     Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki focus atau seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depandan risiko terkait. Pengungkapan dilakukan sangat lengkap untuk memenuhi ketentuan kepemilikan public yang luas. Sebaliknya, dalam sistem berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki focus pada perlindungan kreditor melalui pengukurang akuntansi yang konservatif dalam meminimumkan pembayaran dividen dan menjaga pendanaan yang mencukupi dalam rangka perlindungan bagi para peminjam. Oleh karena lembaga keuangan memilki akses langsung terhadap informasi apa saja yang diinginkan, pengungkapan public yang luas dianggap tidak perlu. Contohnya adalah Jepang dan Swiss.

  1. Sistem hukum

     Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi. Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: kodifikasi hukum (sipil) dan hukum umum (kasus). Kodifikasi hukum utamanya diambil dari hukum Romawi dank ode Napoleon. Dalam Negara-negara yang menganut sistem kodifikasi hukum Latin-Romawi, hukum merupakan suatu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian, di Negara-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak prosedur. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode lengkap. Tentu saja, terdapat hukum dasar, tetapi cenderung tidak terlalu detail dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan sistem kodifikasi umum. Hal ini mendorong usaha coba-coba dan memungkinkan penerapan pertimbangan. Hukum umum diambil dari kasus hukum Inggris. Pada kebanyakan Negara hukum umum, aturan akuntansi ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta. Hal ini memungkinkan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan inovatif. Kecuali untuk ketentuan dasar yang luas, kebanyakan aturan akuntansi tidak digabungkan secara langsung ke dalam hukum dasar. Kodifikasi hukum (kode hukum) cenderung terpaku pada muatan (isi) ekonominya.

  1. Perpajakan

     Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak akuntansi adalah sama. Dalam kasus ini, sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Jerman dan Swedia. Di Negara lain seperti Belanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda: laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dalam hukum pajak. Tentu saja, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu. Penilaian persediaan menurut Masuk Terakhir Keluar Pertama (last-in, first-out- LIFO) di Amerika Serikat merupakan suatu contoh.

  1. Ikatan politik dan Ekonomi

     Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melaui penakhlukan, perdagangan dan kekuatan sejenis. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an secara perlahan-lahan menyebar luas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (rannaissance) lainnya. Kolonialisme Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaan Inggris. Pendudukan Jerman selama perang dunia II menyebabkan Perancis menerapkan Plan Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di Jepang setelah berakhirnya perang dunia II. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan di tempat lain, (seperti Negara-negara Eropa Timur sekarang meniru sistem akuntansi menurut aturan Uni Eropa (EU).

  1. Inflasi

     Inflasi mengaburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, sementara di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi seringkali menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahan harga ke dalam perhitungan keuangan mereka. Meksiko dan beberapa Negara Amerika Selatan menggunakan akuntansi tingkat umum karena pengalaman mereka dengan hiperinflasi. Pada akhir tahun 1970-an, sehubungan dengan tingkat inflasi yang tidak biasanya tinggi, AS dan Inggris melakukan eksperimen dengan pelaporan pengaruh perubahan harga.

  1. Tingkat perkembangan ekonomi

     Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan sesuatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dengan pasar modal yang kurang berkembang. Saat ini, banyak perekonomian industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi seperti penilaian asset tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting. Tantangan-tantangan akuntansi yang baru, seperti penilaian asset tidak berwujud dan sumber daya manusia semakin berkembang.

  1. Tingkat pendidikan

     Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten. Pendidikan akuntansi yang professional sulit dicapai jika taraf pendidikan di suatu Negara secara umum juga rendah. Meksiko adalah salah satu contoh Negara di mana permasalahan ini telah berhasil ditanggulangi. Pada situasi lainnya, sebuah Negara harus mengimpor tenaga pelatihan atau mengirim warganya ke Negara lain untuk memperoleh kualifikasi yang layak. Hal terakhir inilah yang saat ini sedang diterapkan oleh Cina. kebanyakan negara-negara Eropa Kontinental dan Jepang memiliki sistem kodifikasi hukum dan bergantung pada perbankan atau pemerintah untuk memperoleh kebanyakan pendanaan. Aturan akuntansi di sana pada umumnya sesuai dengan hukum pajak.

  1. Budaya

     Di sini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variable budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara (seperti sistem hukum). Hofstede mendasari empat dimensi budaya nasional (nilai social):

(1) individualise,

(2) jarak kekuasaan,

(3) penghindaran ketidakpastian, dan

(4) maskulinitas.

 

Referensi:

http://vivi-oktaviani.blogspot.co.id/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html
http://rezamahendra09.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html

 

LAPORAN PENJUALAN MIE LIDI ”MILID”

Setelah beberapa minggu saya berjualan mie lidi ini, sekarang saya akan membuat laporan penjualan mie lidi saya 😀

  • Laporan Penjualan Hari Ke-1  (23/11/2016)

Pada hari pertama penjualan mie lidi saya hanya mempromosikan ke orang orang terdekat saya seperti teman teman sekitar rumah dan dikampus. Untuk hari pertama penjualan mie lidi, baru 5 pcs yang terjual, yaitu 3 pcs mie lidi pedas dan 2 pcs mie lidi asin.

Penjualan Hari ke-1:
5 pcs x Rp 12.000          = Rp 60.000

HPP                                  = Rp 50.000

Laba                                 = Rp 10.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-2 (24/11/2016)

Pada hari kedua penjualan mie lidi saya menjual milid ini ke tetangga tetangga rumah dan teman teman kampus. Untuk hari kedua ini saya menjual 6 pcs, yaitu 4 pcs mie lidi pedas dan 2 pcs mie lidi asin.

Penjualan Hari ke-2:

6 pcs x Rp 12.000           = Rp 72.000

HPP                                   = Rp 60.000

Laba                                  = Rp 12.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-3 (25/11/2016)

Pada penjualan hari ketiga saya hanya berhasil menjual 4 pcs mie lidi, yaitu 3 pcs mie lidi pedas dan 1 pc mie lidi asin.

Penjualan Hari Ke-3:

4 pcs x Rp 12.000            = Rp 48.000

HPP                                    = Rp 40.000

Laba                                   = Rp 8.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-4 (26/11/2016)

Pada hari keempat mie lidi saya terjual sebanyak 6 pcs, yaitu 4 pcs mie lidi pedas dan 2 pcs mie lidi asin.

Penjualan Hari Ke-4:

6 pcs x Rp 12.000        = Rp 72.000

HPP                                = Rp 60.000

Laba                               = Rp 12.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-5 (28/11/2016)

Pada penjualan hari kelima ini mie lidi yang terjual bisa terbilang sedikit, saya hanya bisa menjual mie lidi saya sebanyak 3 pcs, yaitu 2 pcs mie lidi pedas dan 1 pc mie lidi asin.

Penjualan Hari ke-5:

3 pcs x Rp 12.000        = Rp 36.000

HPP                                = Rp 30.000

Laba                               = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-6 (30/11/2016)

Setelah sempat tidak berjualan satu hari, saya kembali berjualan pada hari rabu, di hari keenam ini saya menjual mie lidi saya sebanyak 7 pcs, yaitu 4 pcs mie lidi pedas dan 3 pcs mie lidi asin.

Penjualan Hari ke-6:

7 pcs x Rp 12.000      = Rp 84.000

HPP                              = Rp 70.000

Laba                             = Rp 14.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-7 (1/12/2016)

Dihari ini saya hanya berhasil menjual 2pcs yaitu 2 mie lidi rasa pedas.

Penjualan Hari Ke-7:

2 pcs x Rp 12.000             = Rp 24.000

HPP                                     = Rp 20.000

Laba                                    = Rp 4.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-8 (2/12/2016)

Pada penjualan hari ke delapan ini mie lidi yang terjual sebanyak 3 pcs, 2 mie lidi pedas dan 1 pc mie lidi asin.

Penjualan Hari ke-8:

3 pcs x Rp 12.000            = Rp 36.000

HPP                                    = Rp 30.000

Laba                                   = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-9 (6/12/2016)

Pada hari kesembilan ini saya berhasil menjual 4 pcs mie lidi, yaitu 2 mie lidi pedas dan 2 pcs mie lidi asin.

Penjualan Hari Ke-9:

4 pcs x Rp 12.000             = Rp 48.000

HPP                                     = Rp 40.000

Laba                                    = Rp 8.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-10 (7/12/2016)

Di hari kesepuluh ini mie lidi yang terjual hanya 1 pc saja yaitu 1 mie lidi pedas.

Penjualan Hari Ke-10:

1 pc x Rp 12.000                   = Rp 12.000

HPP                                         = Rp 10.000

Laba                                        = Rp 2.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-11 (9/12/2016)

Pada hari kesebelas ini mie lidi yang berhasil saya jual sebanyak 3 pcs, 1 pedas dan 2 asin.

Penjualan Hari Ke-11:

3 pcs x Rp 12.000                = Rp 36.000

HPP                                        = Rp 30.000

Laba                                       = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari ke-12 (13/12/2016)

Mie lidi yang berhasil saya jual di hari keduabelas ini hanya 2 pcs, kedua nya yaitu mie lidi rasa pedas.

Penjualan Hari Ke-12:

2 pcs x Rp 12.000                  = Rp 24.000

HPP                                          = Rp 20.000

Laba                                         = Rp 4.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-13 (14/12/2016)

Pada hari ketigabelas ini saya berhasil menjual mie lidi sebanyak 4 pcs, 3 rasa pedas dan 1 rasa asin.

Penjualan Hari Ke-13:

4 pcs x Rp 12.000                  = Rp 48.000

HPP                                          = Rp 40.000

Laba                                         = Rp 8.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-14 (16/12/2016)

Di hari ini mie lidi yang berhasil saya jual sebanyak 5 pcs, 3 rasa pedas dan 2 rasa asin.

Penjualan Hari Ke-14:

5 pcs x Rp 12.000                  = Rp 60.000

HPP                                          = Rp 50.000

Laba                                         = Rp 10.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-15 (19/12/2016)

Mie lidi yang terjual di hari ke limabelas ini sebanyak 3 pcs, 2 rasa pedas dan 1 rasa asin.

Penjualan Hari Ke-15:

3 pcs x Rp 12.000                 = Rp 36.000

HPP                                         = Rp 30.000

Laba                                        = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-16 (21/12/2016)

Pada penjualan hari ke enambelas ini mie lidi yang terjual hanya 2 pcs, yaitu 2 mie lidi pedas.

Penjualan Hari Ke-16:

2 pcs x Rp 12.000               = Rp 24.000

HPP                                      = Rp 20.000

Laba                                     = Rp 4.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-17 (22/12/2016)

Dihari ke tujuh belas ini mie lidi yang berhasil saya jual sebanyak 3 pcs, yaitu 3 mie lidi pedas.

Penjualan Hari Ke-17:

3 pcs x Rp 12.000                = Rp 36.000

HPP                                        = Rp 30.000

Laba                                       = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-18 (23/12/2016)

Pada penjualan hari ke delapan belas ini mie lidi yang berhasil terjual sebanyak 4 pcs, 2 pcs pedas dan 2 pcs asin.

Penjualan Hari Ke-18:

4 pcs x Rp 12.000                  = Rp 48.000

HPP                                          = Rp 40.000

Laba                                         = Rp 8.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-19 (27/12/2016)

Dihari ke Sembilan belas ini saya hanya berhasil menjual 2 pcs mie lidi yaitu 2 mie lidi pedas.

Penjualan Hari Ke-19:

2 pcs x Rp 12.000                   = Rp 24.000

HPP                                           = Rp 20.000

Laba                                          = Rp 4.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-20 (28/12/2016)

Mie lidi yang berhasil terjual di hari kedua puluh ini sebanyak 5 pcs, 3 mie lidi pedas dan 2 mie lidi asin.

Penjualan Hari Ke-20:

5 pcs x Rp 12.000                   = Rp 60.000

HPP                                           = Rp 50.000

Laba                                          = Rp 10.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-21 (29/12/2016)

Pada hari ke duapuluhsatu ini mie lidi yang berhasil saya jual sebanyak 3 pcs, 2 mie lidi pedas dan 1 mie lidi asin.

Penjualan Hari Ke-21:

3 pcs x Rp 12.000                    = Rp 36.000

HPP                                            = Rp 30.000

Laba                                           = Rp 6.000

 

  • Laporan Penjualan Hari Ke-22 (3/1/2017)

Dihari ke dua puluh dua ini mie lidi yang berhasil saya jual hanya sebanyak 2 pcs, yaitu 2 mie lidi pedas.

Penjualan Hari Ke-22:

2 pcs x Rp 12.000                     = Rp 24.000

HPP                                           = Rp 20.000

Laba                                          = Rp 4.000

PROPOSAL BISNIS MIE LIDI “MILID”

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

     Salah satu makanan ringan yang cukup disukai dan senangi masyarakat Indonesia adalah mie lidi. Penyuka mie lidi tidak hanya anak-anak saja namun orang dewasa pun banyak yang menyukai mie lidi sebagai cemilan mereka karena cemilan ini cukup unik dan memiliki rasa yang enak, gurih serta renyah. Maka dari itu saya berinisiatif untuk membuat reseller produk mie lidi ini.

1.2 Tujuan Bisnis

1.2.1  Tujuan Pendirian Usaha

   Usaha ini saya dirikan untuk lebih mengembangkan kemampuan saya dalam bidang berbisnis serta agar meraih keuntungan.

1.2.2   Tujuan Pembuatan Proposal

Proposal yang saya buat ini bertujuan untuk :

  1. Sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan.
  2. Untuk menambah pengetahuan dalam merencanakan pendirian usaha.

1.3 Visi dan Misi

  1. Visi

Mitra dan solusi bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan makanan ringan.”

  1. Misi
  • Memberikan kualitas dan pelayanan yang terbaik demi kepuasan pelanggan.

BAB II

ANALISIS USAHA

2.1  ANALISIS SWOT

Dalam program ini analisis peluang usaha yang dilakukan menggunakan analisis SWOT. Adapun analisis SWOT yang dijelaskan sebagai berikut :

  1. Strenght (kekuatan yang mendukung usaha)
  • Harga terjangkau.
  • Rasanya enak.
  • Bentuknya unik.

     2. Weakness (kelemahan yang menghambat usaha)

  • Terbatasnya modal,
  • Rasanya kurang beragam.
  • Produknya mudah ditiru.

    3. Opportunity (Peluang dapat ditemukan)

  • Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif sehingga mempermudah kami untuk memasarkan produk.
  • Banyak diminati setiap orang dari mulai anak-anak, dewasa maupun orang tua.

    4. Threat ( Ancaman usaha )

  • Banyaknya pesaing yang menjual produk sejenis.
  • Munculnya produk baru yang lebih unggul.

BAB III

Deskripsi Produk

3.1  Jenis Produk

    Jenis produk yaitu Mie Lidi. Dengan memiliki 2 varian rasa yaitu:

  1. Rasa Pedas
  2. Asin

3.2  Harga

    Mie Lidi ini dijual dengan harga Rp 12.000 per unit. Penentuan harga Rp 12.000 per unit ini dari pertimbangan laba sebesar 20% dari harga pemasok.

3.3  Tempat/Lokasi

    Tempat diadakannya penjualan kepada konsumen adalah di sekitar rumah, kampus serta lokasi umum lainnya.

3.4  Aspek Permodalan

Dalam proses usaha yang saya buat ini, saya membutuhkan modal awal usaha sebesar Rp. 300.000. yang saya harapkan bisa memenuhi kebutuhan usaha saya.

3.5  Perhitungan Laba

Laba dari produk yang ditawarkan untuk bulan pertama kemungkinannya ialah Rp 20.000 – Rp 250.000 tergantung dari berapa banyak produk yang terjual.

BAB IV

PENUTUP

    4.1 KESIMPULAN

     Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih suatu usaha perlu mengetahui terlebih dahulu berbagai macam hal yang berhubungan dengan usaha yang didirikan. Seperti mengetahui peluang usaha, lokasi yang strategis, pemasaran produk dan aspek-aspek lain yang berkenaan dengan pendirian usaha, sehingga usaha yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik. Usaha ini tidak memerlukan modal yang cukup besar, namun memerlukan perencanaan yang matang. Usaha di bidang makanan ringan ini memberikan peluang pasar yang sangat luas. dimana permintaan akan makanan ringan tersebut semakin meningkat dan membuat bisnis makanan ringan ini bisa dibilang sangat menjanjikan.

    4.2 PENUTUP

    Demikian proposal yang saya buat, semoga proposal ini bermanfaat dan memberikan pengalaman baru untuk berwirausaha dalam bidang usaha makanan.

Resensi Film “The Secret”

the-secret

     Film ini menceritakan tentang pengalaman nyata dari para ahli. Para ahli menjelaskan sebuah hukum yaitu “Law of Attraction” atau “Hukum Tarik-menarik” yang merupakan rahasia sesungguhnya. Hukum ini memfokuskan untuk membuat perasaan dan pikiran seseoran menjadi nyata dalam kehidupan sesungguhnya. Para ahli menjelaskan bahwa manusia mempunyai kekuasaan kuat terhadap semesta. Mereka menerangkan langkah-langkah penguasaan diri untuk mencapai kesuksesan.

    Rahasia sukses tersebut tertuang dalam 10 pokok bahasan. Yakni, pengungkapan rahasia, penyederhanaan rahasia, cara menggunakan rahasia, proses penuh daya, rahasia uang, rahasia relasi, rahasia kesehatan, rahasia dunia, rahasia Anda, dan rahasia kehidupan. Pada setiap pokok bahasan, Rhonda dan para pakar secara bergantian mengupas hukum tarik-menarik sisi kehidupan orang-orang sukses. Bahasan pertama, pengungkapan rahasia. Menurut Rhonda, semua orang sukses di masa lalu mengetahui rahasia sukses. Mereka semua memahami hukum tarik-menarik.

     Dalam salah satu chapter menjelaskan bahwa semesta mengatakan keinginan anda (manusia) adalah perintah saya. Dimana semesta yang mengabulkan keinginan anda melalui apa yang anda pikirkan. Mimpi anda dapat terwujud jika anda percaya bahwa mimpi bisa terwujud suatu hari nanti.

     “Apapun yang dibayangkan oleh manusia, itu dapat dicapai”. Bagaimana seseorang bisa menghasilkan uang banyak, bagaimana seseorang bisa memiliki mobil yang dimimpikan, bagaimana seseorang bisa membeli barang mewah dan lain sebagainya. Jawabannya ada pada diri anda sendiri dan sangat mudah. Pikirkan dan bayangkan apa yang yang menjadi mimpi anda, bayangkan apa keinginan anda. Tugas anda hanya menyatakan kepada alam semesta apa yang anda inginkan. Apapun yang anda pikirkan anda akan menariknya. Hukum ketertarikan atau tarik-menarik menyatakan, apa yang anda fokuskan anda akan mendapatkannya.

100 Impian untuk sekarang & dimasa yang akan datang

dreams-come-true

  1. Lulus kuliah tepat waktu dengan hasil memuaskan.
  2. Kuliah minimal sampai S2.
  3. Punya penghasilan minimal 10jt perbulan.
  4. Menikah diusia maksimal 27th.
  5. Mempunyai 2 orang anak, laki-laki dan perempuan.
  6. Melaksanakan ibadah haji bersama istri & kedua orangtua.
  7. Bisa khatam al qur’an minimal 6 bulan sekali.
  8. Hafal minimal 20 Juz bacaan al qur’an.
  9. Punya usaha dibidang kuliner.
  10. Membangun/merenovasi masjid dengan uang sendiri.
  11. Keliling eropa minimal setiap setahun sekali.
  12. Pandai berbahasa asing minimal bahasa inggris.
  13. Bisa menonton pertandingan final UCL secara langsung distadium.
  14. Nonton konser maher zein secara langsung.
  15. Berqurban setiap tahun.
  16. Punya mobil merk Lamborghini.
  17. Punya rumah yang ada lapangan basket serta futsal.
  18. Punya alat-alat olahraga semisal treadmill dll.
  19. Mempunyai laptop gaming paling canggih.
  20. Menyekolahkan anak minimal S2.
  21. Pandai memasak sendiri.
  22. Menyekolahkan anak di luar negeri
  23. Bertemu Fernando Torres.
  24. Menonton pertandingan NBA secara langsung.
  25. Punya buku biografi sendiri.
  26. Punya perpustakaan pribadi.
  27. Lebih rajin shalat berjamaah dimasjid.
  28. Mempunyai usaha kos-kosan.
  29. Bisa mengelilingi Indonesia.
  30. Punya minimal 2 rumah.
  31. Pandai bela diri misal karate.
  32. Punya motor sport.
  33. Menonton pertandingan sepak bola di Stamford Bridge.
  34. Membelikan rumah buat kedua orang tua.
  35. Pandai dalam public speaking.
  36. Punya apartemen sendiri.
  37. Punya rumah diluar negeri.
  38. Punya kamar bernuansa putih.
  39. Punya Komputer Rakitan yang bisa buat maen game sepuasnya.
  40. Membuat usaha tempat penyewaan lapangan futsal dengan 4 lapangan.
  41. Liburan ke hawai bersama istri dan anak-anak.
  42. Pandai dalam dunia IT.
  43. Punya keluarga yang harmonis.
  44. Membuka usaha Restoran Makanan Jepang.
  45. Mempunyai mobil Jeep dengan warna hitam putih.
  46. Punya usaha property.
  47. Punya usaha distro.
  48. Pergi liburan bersama keluarga ke spanyol.
  49. Punya usaha perhotelan.
  50. Mempunyai perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga.
  51. Mempunyai rumah sendiri berlantai 3 dengan memiliki 10 kamar serta kolam renang.
  52. Umroh bersama keluarga besar.
  53. Pergi liburan bersama keluarga ke Negara Jepang.
  54. Menonton langsung pertandingan motogp.
  55. Punya pesawat pribadi.
  56. Pada Tahun 2022, ingin menonton langsung pertandingan final Piala Dunia.
  57. Mempunyai bisnis travel.
  58. Menonton langsung pertandingan real Madrid.
  59. Punya perkebunan teh.
  60. Punya vila dibali.
  61. berkunjung kebulan.
  62. Mengunjungi swiss serta memakan berbagai macam coklat swiss.
  63. Mencium hajar aswat.
  64. Menjadi pemegang saham terbesar di perusahan Microsoft.
  65. Menjadi orang tua yang baik dari anak-anak yang sehat, rajin, pintar, sholeh dan sholeha, serta taat agama dan mencintai keluarga.
  66. Membeli semua barang-barang original.
  67. Pergi wisata kuliner keliling Indonesia bersama keluarga.
  68. Pandai menggunakan software photoshop.
  69. Punya bisnis olshop.
  70. Memiliki Stasiun Televisi sendiri.
  71. Mempunyai Maskapai Penerbangan.
  72. Masuk majalah orang-orang sukses didunia.
  73. Mempunyai Kapal Pesiar sendiri.
  74. Mempuyai TV berukuran super besar.
  75. Mempunyai bioskop pribadi.
  76. Membuat taman bermain.
  77. Mempunyai toko jam bermerk.
  78. Mempunyai pabrik coklat.
  79. Mempunyai Perkebunan Coklat.
  80. Mempunyai Perkebunan Kopi.
  81. Mempunyai Toko Buku.
  82. Mempunyai peternakan sendiri.
  83. Mempunyai Jet Pribadi.
  84. Mengunjungi Tempat yang termasuk 7 Keajaiban di dunia.
  85. Mempunyai Pusat Perbelanjaan.
  86. Mempunyai tempat pemancingan pribadi.
  87. Membuat Yayasan Yatim Piatu.
  88. Membangun Rumah Sakit.
  89. Menjadi donator diberbagai kegiatan.
  90. Membuat Pondok Pesantren.
  91. Bisa menjadi seorang motivator untuk banyak.
  92. Menjadi bintang tamu disalahsatu stasiun televisi.
  93. Menjadi narasumber diradio.
  94. Hidup bahagia sampai akhir hayat.
  95. Meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
  96. Semua Impian bisa terwujud. Aamiin ya robbal alamiin.