Makalah Translasi Mata Uang Asing

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

TRANSLASI MATA UANG ASING

logo_gunadarma-300x298

Nama : Ahmad Muchtar Roby

NPM : 20213441

Kelas : 4EB28

Mata Kuliah : Akuntansi Internasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA

2017

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

        Translasi tidak sama dengan konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi

        Saldo – saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional.

        Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.

        Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

        Sehubungan dengan hal diatas, maka pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Translasi Mata Uang Asing”

1.2   Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
  2. Bagaimana metode dalam translasi mata uang asing ?
  3. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
  4. Bagaimana translasi mata uang asing di negara-negara lain ?

1.3    Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui pengertian translasi mata uang asing.
  2. Untuk mengetahui metodologi dalam translasi mata uang asing.
  3. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing.
  4. Untuk mengetahui translasi mata uang asing di Negara-negara lain.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Translasi Mata Uang

        Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:

  1. mencatat transaksi mata uang asing;
  2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
  3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.

Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.

  1. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
  2. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang.  Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
  3. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.

Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik yaitu:

  1. Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
  2. Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
  3. Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

Dalam translasi mata uang asing terdapat beberapa istilah yaitu:

  1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
  2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
  3. Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
  4. Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
  5. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
  6. Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
  7. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
  8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
  9. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

2.2 Metode Translasi Mata Uang Asing

        Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yaitu dengan metode kurs tunggal dan metode kurs berganda.

  1. Metode Kurs Tunggal (Single Rate)

        Metode ini sudah lama popular di Eropa, menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva atau kewajiban tersebut.

  1. Metode Kurs Berganda (Multiple Rate)

       Metode Kurs Berganda menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi.

      –          Metode Kini-Nonkini

        Berdasarkan Metode Kini-Non Kini, aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs histories yang tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh.

        Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai tukar.

      –       Metode Moneter-Nonmoneter

        Metode Moneter-Non Moneter juga menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-non kini.

      –      Metode Temporal

        Dengan menggunakan metode temporal, tranlasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut tetapi bukan penilaian sesungguhnya.

        Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh temponya.

        Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang domestik.

2.3 Perkembangan Akuntansi Translasi pada Translasi Mata Uang Asing

        Praktik akuntansi translasi telah berkembang dari waktu ke waktu
sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan
perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut
pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang,
berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika
Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.

  • Sebelum 1965
    Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui
    dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini.
    Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba.
    Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode
    Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam
    penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi
    pada masa mendatang.
  • 1965 – 1975
    Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
  • 1975 – 1981
    FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubaahan
    kurs nilai tukar.

    Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa
    pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain
    mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan
    yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak
    sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap
    laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah
    perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.multinasional.Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.

  • 1981 – hingga kini

    FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standars No.52 pada tahun 1981.

2.4 Translasi Mata Uang Asing di Negara lain

  • Kanada

        Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.

  • Inggris

        Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di Negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama – tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

  • Australia

       Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.

  • Selandia Baru

        Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya.

  • Jepang

       Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

       Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

        Translasi mata uang asing penting adanya apalagi untuk perusahaan besar karena untuk mempermudah investor asing menanamkan modalnya namun banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing nilai relatif kadang mengalami perubahan, yang bisa dipengaruhi oleh inflasi. Translasi mata uang asing akan terus berkembang di berbagai negara serta telah banyak praktik-praktik translasi mata uang asing di berbagai belahan dunia seperti Indonesia, Jepang, Inggris dan lainnya secara teori yang merupakan transaksi yang kompleks.

        Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.

        Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

http://akil-laziale.blogspot.co.id/2011/03/translasi-mata-uang-asing.html

http://dfebrizka.blogspot.co.id/2014/05/dua-metode-translasi-mata-uang-asing.html

http://edithmarhaeni.blogspot.co.id/2011/03/perkembangan-akuntansi-translasi-pada.html

http://sukman21.blogspot.co.id/2015/05/makalah-translasi-mata-uang.html

 

 

Tinggalkan komentar